Baru-baru ini telah terjadi sebuah peristiwa penembakan massal di Amerika Serikat yang mengundang banyak sorotan dari seluruh dunia. Peristiwa itu terjadi di dua tempat berbeda yaitu di El Poso, Texas, dan Dayton, Ohio.

Penembakan massal terjadi pada hari sabtu di sebuah Walmart di El Poso, Texas. Dalam kejadian tersebut, sebanyak 20 orang dinyatakan tewas. Yang lebih menyakitkan lagi, pelakunya adalah seorang pemuda berusia 20 tahun bernama Patrick Crusius. Kepolosian setempat menduga penembakan tersebut didasari oleh kebencian yang mendalam terhadap orang-orang Meksiko yang datang ke Amerika, baik imigran legal dan imigran tidak berdokumen.

Pada hari yang sama dan hanya berselang 13 jam saja, terjadi lagi sebuah penembakan massal di Dayton, Ohio. Pelakunya adalah seorang pemuda berusia 24 tahun bernama Connor Betts, yang ditembak mati ditempat oleh petugas kepolisian. Penembakan yang dilakukan oleh Connor di sebuah klub tersebut menewaskan sebanyak sembilan orang.

Presiden Trump—yang menjanjikan pembangunan tembok pemisah di perbatasan AS-Meksiko dalam kampanye pemilu 2016—telah mengecam penembakan massal di El Paso. Menurutnya, serangan itu merupakan “tindakan pengecut”. Bakal calon presiden dari Partai Demokrat, Beto O’Rourke, mengatakan dalam wawancara di sebuah stasiun televisi pada hari Minggu bahwa ia percaya Trump adalah seorang “rasis”. Menurutnya, retorika Trump tentang imigran dan pencari suaka ada di bagian untuk disalahkan atas serangan menghebohkan di Texas.


Baca juga:

>Seorang Stremer Twitch Melakukan Live Stream Dari Dalam Penjara di Kamboja

>5 Fakta Menarik Tentang Ada Wong

>Seri Terbaru Assassin’s Creed Ambil Setting di China


Namun, Trump menyalahkan para pelaku penembakan itu sebagai pengidap penyakit mental. “Jika Anda melihat kedua kasus ini, ini adalah penyakit mental,” katanya. “Mereka berdua benar-benar orang yang sangat, sangat sakit mental”. Selain itu Trump juga mengatakan bahwa video game mendorong orang melakukan tindakan kekerasan. Tak hanya Trump, pada sebuah wawancara televisi, politisi Amerika Kevin McCarthy juga mengatakan hal yang sama. Ia secara terang-terangan berkata video game adalah pengaruh buruk kepada generasi mendatang yang menyebabkan hal seperti penembakan tersebut.

Pernyataan Trump yang mengkambing hitamkan video game sontak membuat jaga raya Twitter mencuat. Banyak orang di Twitter yang ramai-ramai menggunakan tagar #VideogamesAreNotToBlame dan berhasil menjadi trending di Amerika Serikat. Selain itu, banyak juga orang yang membalikan pernyataan Trump dengan mencuitkan tentang bagaimana bisa Super Mario dan Minecraft menyebabkan orang melakukan penembakan massal.

Mungkin daripada menyalahkan video game atas tindakan penembakan yang terjadi di Amerika Serikat tersebut, ada baiknya Trump harus mengkaji ulang tentang peraturan kepemilikan senjata api. Karena peraturan tersebut, banyak orang yang dengan mudah memiliki senjata api.

Atas kejadian penembakan yang terjadi di Amerika Serikat, Gamexran mengucapkan belasugkawa yang sedalam-dalamnya kepada para korban dan semoga ini menjadi pelajaran untuk kita semua supaya tidak ada lagi kejadi mengerikan seperti ini.

 

Untuk berita-berita update seputar dunia game, gabung juga di Fanpage Facebook Gamexran. Serta follow Instagram Gamexran di @gamexran.